Sabtu, 29 Januari 2011

Sel tahanan dinilai terlalu kecil, Napibertubuh raksasa tuntut ke pngadilan

REPUBLIKA.CO.ID,AMSTERDAM - Seorang napi di Belanda, yang digambarkan bertubuh raksasa oleh pengacaranya, merasa sel tempatnya ditahan terlalu kecil. Dia pun mengajukan tuntutan ke pengadilan terkait ukuran selnya yang dia anggap terlalu kecil.

Tahanan yang memiliki tubuh setinggi 2,07 meter dan berat 230kg itu mengaku tidak bisa tidur dengan nyaman. Dia juga merasa nyaman menggunakan toilet karena semuanya dianggap terlalu kecil.

Petugas LP sudah berusaha meringankan ketidaknyamanan sang raksasa dengan menambah kasur tambahan di tempat tidurnya. Sang pengacara Bas Martens kepada pengadilan Den Haag mengatakan kondisi kliennya di tahanan tidak sesuai dengan Konvensi Eropa tentang Hak Asasi Manusia.

Martens menegaskan MacD, nama panggilan sang tahanan raksasa tersebut, tidak berusaha untuk lari dari kewajibannya menjalankan masa tahanan. "Klien saya hanya ingin menjalani masa hukumannya tanpa rasa sakit," kata Martens kepada Radio Belanda.

Kepada situs BBC News, Martens mengatakan kliennya memang bertubuh raksasa. Tapi, kliennya bukan menderita obesitas. "Dia memang bertubuh raksasa. Dia bahkan berjalan seperti seorang raksasa di buku komik," kata Martens. MacD menjalani masa hukumannya sejak 29 September 2010 dan baru akan dibebaskan pada 12 April 2012.

Sel yang didiami MacD di lembaga pemasyarakatan kota Krimpen aan de Ijssel mungkin cukup nyaman untuk narapidana lainnya. Namun, bagi sang raksasa ketidaknyamanan sudah dialami sejak di gerbang penjara ketika dia harus menunduk cukup rendah untuk melewati pintu.

Berdasarkan sketsa yang dibuat Bas Martens, tempat tidurnya yang ditanam ke tembok berukuran lebar 77cm dan panjang 196cm. Ini artinya MacD harus selalu tidur miring karena tubuh raksasa ini memiliki lebar sekitar satu meter.

"Meskipun ada tambahan tempat tidur dan kasur, klien saya harus tidur dengan sebelah mata terbuka karena sewaktu-waktu dia bisa terjatuh," papar Martens.

Kesusahan tak berhenti dalam urusan tidur. Saat mandi pun, itu jadi masalah bagi MacD. Dia harus berjuang untuk masuk ke dalam kamar mandi dan harus berjongkok agar pancuran bisa berada di atas kepalanya.

Hal lain yang dikeluhkan adalah minimnya ruang untuk kunjungan keluarga dan kursi yang cocok di kantin penjara. Martens menambahkan akibat ukuran tubuhnya yang luar biasa, MacD juga tidak bisa melakukan berbagai pekerjaan di penjara yang sebenarnya adalah bagian dari hukumannya.

Pengadilan Den Haag menjadwalkan sidang kasus ini dimulai bulan depan.

Kamis, 27 Januari 2011

Smartphone Android Bisa Jadi Satelit Luar Angkasa

KOMPAS.com — Ponsel android mungkin kelak tak hanya berfungsi sebagai smartphone atau ponsel pintar. Sebuah perusahaan pengembang satelit di Inggris punya rencana edan karena berencana menggunakan ponsel android sebagai otak satelit.

Percobaan tersebut saat ini sedang dilakukan oleh Surrey Satellite Technology Limited (SSTL) di Guildford, Inggris, sebagai bagian dari inisiatif menggunakan kemajuan teknologi untuk membuat biaya satelit menjadi lebih murah.

Ide dari proyek ini memang masuk akal. Sebagaimana dilansir BBC, pihak SSTL menilai smartphone modern sangat luar biasa setelah dilengkapi prosesor 1 GHz dan memiliki memori yang berkapasitas besar, apalagi ponsel android yang memiliki slot SD card tambahan.

Dalam hal ini, sebuah smartphone sebanding dengan komputer mini—dengan catu-daya mandiri, antarmuka input-output, dan komunikasi radio—artinya sangat mirip dengan komponen utama sebuah satelit. Bedanya, satelit membutuhkan hardware yang telah dirancang khusus langsung pada tingkatan CPU, peralatan elektronik yang memiliki ketahanan yang memadai untuk berada di ruang angkasa dan sistem piranti genggam—yang secara keseluruhan, biaya proses perancangan dan pembuatan satelit menjadi sangat mahal.

Untuk misi ringan dan sederhana, sebenarnya nano-satellite (satelit mini) sudah jauh lebih murah dibandingkan dengan satelit biasa—terutama biaya pengiriman ke angkasa. Namun, inovasi yang dikembangkan oleh SSTL ini akan naik setingkat di atasnya, yaitu dengan mengombinasikan satelit berukuran nano dengan smartphone.

SSTL sama sekali tidak akan melakukan perubahan atau penyesuaian apa pun pada smartphone berbandrol resmi 450 dollar AS yang dipakai. Mereka hanya akan mengaitkannya pada sirkuit satelit dengan menggunakan konektor standar. Sebuah kamera akan dipasang di dalam satelit (STRaND 1) yang menghadap ke layar smartphone untuk memastikan satelit berfungsi dengan baik dan mepermudah pengawasan dari markas.

Bagaimana cara kerjanya?

Pertama, STRaND akan bekerja menggunakan kemampuan elektronik dan kontrol perangkat kerasnya sendiri, lalu akan membawa peralatan eksperimen lain, termasuk kamera yang akan mengambil gambar bumi dari atas.

Selanjutnya STRaND akan memeriksa apakah handphone android masih berfungsi atau tidak. Jika perfungsi, handphone android akan mengambil alih kendali (diakui oleh SSTL, untuk fungsi ini mereka merancang aplikasi khusus yang diinstalasikan di dalam handphone android). Selanjutnya, satelit yang sudah diambil alih sepenuhnya oleh handphone android akan megatur posisi dengan menggunakan fungsi GPS yang ada di dalamnya, lalu mengendalikannya dengan gyros dan plasma jet mini. Handphone juga akan mengambil gambar satelit itu sendiri dari orbitnya.

Doug Liddle, Kepala Lab Sains SSTL, menjelaskan, mereka telah melakukaan uji terhadap handphone android di dalam ruang kedap udara di bumi untuk mengetahui apakah handphone tahan jika nanti terpapar kondisi yang tidak sama dengan bumi. Handphone Google android dinyatakan lolos—diperkirakan akan tahan berada di ruang angkasa selama setahun non-stop. Doug dan kelompoknya meyakini, peluncuran pertama yang akan diselenggarakan kuartal ketiga tahun ini akan berjalan dengan baik.

Mengapa temuan ini menarik? Jika eksperimen ini berhasil, akan ada babak baru dalam dunia persatelitan dengan biaya yang lebih hemat—hingga ratusan ribu poundsterling (dari sekitar 10 juta poundersterling) untuk misi-misi sederhana yang kecil. Teknologi satelit semakin penting peranannya dalam kehidupan kita di masa-masa yang akan datang. Tentu saja penemuan ini sangat penting dan strategis.

Speaker Klang, Hanya Anda yang Mendengar, Orang Lain Tidak!

REPUBLIKA.CO.ID, Bagaimana anda dapat mendengarkan musik sekeras mungkin tanpa headphones dan juga tidak membuat orang lain di sekitar anda terganggu? Bila itu salah satu impian anda, cobalah pengeras suara ultrasonik dari Klang.

Apa istimewanya? Speaker ini menggunakan frekuensi 30 ribu hertz untuk menghantamkan gelombang audio yang bisa didengar dalam satu titik tunggal. Didesain sebagai sebuah proyek yang digagas oleh Bang & Olufsen (merek produk digital terkemuka dunia termasuk sistem audio) , Klang menggunakan sebuah satelit dalam bentuk piring dan fisik untuk memfokuskan gelombang suara ke satu titik spesifik.

Ketika piranti menunjuk satu titik, suara yang muncul berada di luar rentang pendengaran manusia, namun gelombang ultrasonik terpecah menjadi tiga. Satu menghasilkan gelombang audio alias yang bisa didengar, diselubungi dua lagi gelombang inaudible--yang tak bisa didengar..

Suara hanya bisa dikenali ketika ia menyentuh halangan. Dan karena itu kuping kiri anda hanya akan mendengar suara yang datang dari speaker kiri dan telinga kanan hanya dapat mendengar suara dari speaker kanan, menciptakan pengalaman stereo sangat intens.

Apa artinya ini bagi anda para pengguna? Jika suatu saat speker ini lebih dari prototip alias sudah diproduksi massal, anda dapat menikmati musik atau film apapun, sekeras yang anda suka bahkan tanpa membuat orang tua atau teman satu kost anda tahu. Dijamin.

Rabu, 26 Januari 2011

Benarkah Cuci Jins Hanya Perlu Sebulan Sekali

VIVAnews.com - Banyak orang malas mencuci celana berbahan denim atau jins lantaran berat dan membutuhkan energi lebih. Seolah mendukung kemalasan ini, sebuah studi mengungkap bahwa memakai celana jins yang belum dicuci selama 15 bulan tak menimbulkan risiko kesehatan.
Studi yang dilakukan asisten profesor dan mahasiswa University of Alberta itu menunjukkan, keringat dan tumpahan makanan yang melekat di celana jins tidak memicu perkembangbiakan bakteri secara ekstrim.
Jin terpakai yang tidak dicuci selama sebulan memiliki tingkat bakteri yang identik dengan bahan lain yang terpakai selama 13 hari. "Saya terkejut," kata Rachel McQueen, sang asisten profesor departemen ekologi.
"Kami menemukan flora yang ada di denim sama jumlahnya dengan jumlah flora di kulit," kata Rachel seperti dikutip National Post.
Jumlah bakteri paling tinggi terdapat di area selangkangan. Namun, tidak ditemukan E Coli atau jenis bakteri dari kotoran lainnya. Ini artinya, mengenakan celana jins selama sebulan tanpa mencuci masih aman bagi kesehatan.
Dengan pemakaian normal, kata Rachel, jins hanya perlu dicuci sekitar sebulan sekali. Bahkan, jika tahan dengan baunya, memakai celana jins yang tidak dicuci selama 15 bulan masih aman.
Untuk menghilangkan bau tak enak jins yang belum dicuci, cukup mengangin-anginkannya atau membungkus dalam plastik dan memasukkannya ke dalam freezer setiap minggu